Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemerintah daerah waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan potensi ancaman kebakaran hutan dan lahan diperkirakan mulai terjadi pada musim kemarau yang akan tiba pada April dan Mei.
Pemerintah daerah yang memiliki kawasan hutan dan lahan gambut harus waspada terhadap carhutla.
Mengutip BMKG, Sabtu (28/1/2023), Duikorita mengatakan, “Pemerintah daerah perlu bersiap dan masyarakat harus diedukasi dan disosialisasikan agar dapat mengantisipasi dan tidak menyalakan api sembarangan”.
Berdasarkan prakiraan BMKG, Ducorrita mengatakan ada kemungkinan curah hujan kurang dari normal pada 2020, 2021, dan 2022, tiga tahun setelah La Nina terjadi.
Oleh karena itu, seperti pada tahun 2019, kami khawatir kebakaran hutan dan kemungkinan kebakaran akan meningkat.
“BMKG terus bekerja sama dengan BNPB, BPBD, TNI/Polri, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, pemda dan wali amanat daerah untuk berkoordinasi dan menyiapkan berbagai langkah prakiraan dan persiapan, peringatan dini Karhutla. Bersiaplah. ” dalam Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Sementara itu, Ardhasena Sopaheluwakan, Direktur Pusat Pelayanan Informasi Iklim Terapan, menjelaskan BMKG memperkirakan curah hujan bulanan berada pada kisaran normal selama enam bulan ke depan.
Namun, curah hujan yang rendah kemungkinan terjadi di sebagian Sumatera Tengah, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Papua pada bulan Februari dan Maret 2023, dan sebagian besar Sumatera dan Jawa pada bulan Mei dan Juni 2023.
Sedangkan pada bulan Februari dan Maret 2023, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Utara, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara, serta Papua Tengah dan Selatan pada bulan Februari 2023, kategori curah hujan bulanan di atas normal Kemungkinan alam akan terjadi. Juni 2023.
Di luar itu, perlu diketahui sekitar Maret-April-Mei 2023, sebagian besar wilayah Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan mengalami masa transisi atau pergantian musim dari musim hujan ke musim kemarau, ujarnya.
Oleh karena itu, kita harus mewaspadai seringnya terjadi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin topan, dan angin kencang yang sering menimbulkan bencana hidrometeorologi meskipun durasinya singkat,” ujarnya.
(/Gilang Putranto)